BERITAMBANG – Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM diwakili Totoh Abdul Fatah selaku Plh. Direktur Teknik dan Lingkungan (Dirtekling) menghadiri kegiatan Seminar dan Musyawarah Nasional (Munas) II Asosiasi Profesi Keselamatan Pertambangan Indonesia (APKPI).
Kegiatan seminar dan Munas ini dihadiri oleh berbagai praktisi dan profesi terkait pengelola keselamatan pertambangan di Indonesia. Narasumber yang dihadirkan pun diisi dari berbagai aspek, seperti batubara, mineral, dan IUJP.
Tema yang diangkat dalam seminar dan munas adalah “Strategi Pengelolaan Keselamatan Pertambangan Menuju Sustainable Development Goals Tahun 2030”.
Totoh dalam sambutannya menjelaskan keselamatan para pekerja di sektor pertambangan minerba adalah dasar untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Lebih lanjut lagi, Totoh menjelaskan hal tersebut pun sudah dicanangkan oleh PBB.
“Perlu saya tekankan bahwa pengelolaan keselamatan pertambangan bukan hanya persyaratan regulasi atau tanggung jawab perusahaan namun harus dipandang sebagai kewajiban moral kita sebagai seorang professional pengelola keselamatan pertambangan untuk memastikan seluruh pekerja dapat pulang ke rumah setelah bekerja dengan selamat, sehat, dan aman,” ungkap Totoh.
Totoh juga menjelaskan untuk penyelarasan praktik pertambangan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) Tahun 2030, bahwa ada beberapa pendekatan yang harus dikontribusikan oleh pemangku kepentingan. Totoh menyebutkan ada tiga hal yang harus dilakukan, yakni memperkuat kerangka regulasi, membangun budaya keselamatan, dan inovasi teknologi.
“Saya mendorong masing-masing dari Anda untuk memikirkan serta mengambil tindakan proaktif untuk upaya SDGs ini dan mengimplementasikannya dengan komitmen bersama,” ujar Totoh.